Bersiap Meninggalkan Zona Nyaman
![]() |
| Tiga anak yang tertidur di kursi tunggu transit Bandara Internasional Singapore, tengah malam 11 April 2017 |
Sakura え: Bersiap Meninggalkan Zona Nyaman
*Sekuel Buku Mencita Sakura
Ini Bukan Sekedar Pesiar, Tapi Akan Jadi Syi’ar
Berangkat menuju satu tempat baru yang menjadi obsesi
sebagian orang, adalah tantangan tersendiri yang harus disikapi dengan misi dan
perjuangan terbaik. Pada hakikatnya, kemanapun tempat yang dituju dalam rangka
menuntut ilmu, sama nilainya disisi Allah. Selama meluruskan dan meluaskan niat
sejak awal dalam menempuh perjalanannya, maka insyaAllah akan tiba di akhirnya dengan gilang-gemilang dengan
izin-Nya.
Maka haruslah dipahami bahwa apa tujuan utama kita melangkah
meninggalkan zona nyaman yang sehari-hari biasa kita geluti. Mungkin ada
benarnya kalau perjalanan menuntut ilmu akan menjadi sarana jalan-jalan,
menikmati wisata kuliner daerah lain, dan semacamnya. Tapi pesiar kali ini
bukan sebentar, bahkan bisa menjadi syi’ar.
Karena itu mempersiapkan diri atas segala kemungkinan yang akan terjadi di
negeri orang adalah sikap yang bijak.
Termasuk Jepang sekalipun, salah satu negara maju di dunia
dengan kedisiplinan dan kebersihan tingkat tinggi. Hal-hal yang membentuk zona
nyaman seperti di tanah air kebanyakan tidak akan didapati, meski dibeberapa
hal lainnya justru lebih baik seperti lingkungan yang sangat bersih,
profesionalitas kerja diberbagai bidang yang terjadwal baik, dan lain
sebagainya. Pertama terkait makanan tentunya.
Jepang adalah negara yang bergantung pada import hampir sebagian besar kebutuhan
pangannya. Rata-rata kecukupan negara ini memenuhi kebutuhan pangan sendiri
adalah sekitar 59% sereal, 81% sayur-sayuran, 38% buah-buahan, 56% daging, dan
60% makanan laut/sea food. Akan tetapi, untuk beras terpenuhi
100% dari produksi dalam negeri. Data ini berdasarkan Ministry of Agriculture, Forestry, and Fisheries Japan pada tahun
2010.
Jenis produk halal sangat terbatas sekali, beberapa
diantaranya hanya tersedia di toko khusus tertentu. Salah satu hal yang sering
dikonsumsi adalah daging ayam halal impordari Brazil. Ada juga daging ayam
halal di supermarket tertentu dengan label 21, yang mengambil pasokan ayamnya
dari perusahaan dengan pekerja muslim yang sengaja direkrut sebagai pemotong
hewan, kebanyakan dari Indonesia. Merekalah yang berjasa menghadirkan
daging-daging potong halal dan segar di supermarket tertentu yang tersebar di
beberapa penjuru Jepang.
Oleh karena itu, ada baiknya mempersiapkan mental sejak jauh
hari menjelang keberangkatan atas segala kemungkinan terburuk yang akan
dihadapi di kemudian hari. Akan tetapi tentu saja, tidak menjadikan hal itu
menjadi mimpi menakutkan yang menyurutkan langkah mundur kebelakang. Ingatlah,
semakin tinggi ujian yang Allah berikan, semakin tinggi pula derajat yang
dijanjikan bagi yang berhasil melaluinya. Dan selalu ingat, bahwa kemudahan
selalu menyertai kesulitan yang ada.
Dan yang Sayang Akan Kelihatan
Salah satu hikmah terbesar dari hijrah adalah mengetahui orang-orang
yang benar-benar sayang kepada kita. Sebelum, saat, dan setelah keberangkatan
kita menuju tempat tujuan, orang-orang yang begitu perhatian mulai bermunculan.
Bahkan, yang selama ini tidak kita sadari wujud perasaannya pun muncul, dalam
berbagai bentuk tanda kasih sayang yang berbeda-beda.
Bagi saya, mendoakan saja sudah menjadi hal yang luarbiasa
dan tak ternilai harganya. Mendoakan keselamatan perjalanan hingga tempat
tujuan, mendoakan kemudahan urusan dalam segala hal, mendoakan kesehatan dan kesuksesan
selama di negeri rantau hingga kembali ke kampung halaman. Orang-orang yang
bisa mendoakan dengan tulus, adalah salah satu harta terbesar yang saya miliki
dalam hidup ini. Bahkan bisa jadi doa ikhlas sederhana salah satu diantara
merekalah yang mejadi wasilah segala kemudahan urusan keluarga kami.
Belum lagi orang-orang yang sengaja datang silaturahim
sebelum hari keberangkatan, beberapa diantaranya membawakan oleh-oleh makanan
untuk dibawa atau benda sebagai hadiah dan kenangan. MaasyaAllah, bagi saya nikmat bersaudara inilah yang membuat saya
dimanapun berada merasa seperti berada di kampung halaman sendiri. Maka saat
sebagian besar dari mereka bertanya, “Pulang
kemana nanti?” Dengan pasti menjawab, “Ya
kesini…kemana lagi?”
Beberapa kali hijrah dari satu kota ke kota lainnya membuat
kami mengerti hakikat perbedaan antar satu suku dan suku lainnya, dari segi
adat, logat, kebiasaan, pola hidup, dan lain sebagainya. Dan
sebagaimana peribahasa lama yang selalu berguna, ‘Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung’, muhajir (orang yang hijrah) akan selalu ‘aman’ selama menganut
prinsip umum ini. Tentu saja dengan tidak melanggar prinsip dasar dalam agama
dan etika.
Meski ke lintas negara sekalipun, prinsip ini disukai oleh
masyarakat manapun. Dan dengan menunjukkan seperti apa seorang muslim
seharusnya berkata, beretika dan berperilaku kerja, dengan sendirinya mereka
memahami rutinitas dan hal dasar yang boleh dilakukan atau tidak oleh seorang
muslim yang taat.
Sebagai contoh adalah waktu shalat dan makanan halal. Rekan
perkuliahan akan mempersilahkan kita melaksanakan kewajiban menunaikan shalat 5
waktu, bahkan terkadang mengingatkan. Dalam hal makanan, meski kita harus
mengikuti beberapa seremonial seperti welcome
party, farewell party dan berbagai jenis kumpul-kumpul lainnya, mereka
akan sigap mencarikan jenis makanan halal yang bisa disantap.
“(yaitu)
orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya
mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah
dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS. Al-Hajj: 41)
Selama bersikap baik dengan sesama, maka Allah akan
datangkan orang-orang yang akan bersikap baik pula. Karena telah menjadi hukum
alam kebaikan akan dibalas dengan
kebaikan. Saat saudara seiman jauh, Allah ganti dengan orang-orang dekat yang
siap membantu. Meski mereka berbeda agama dan kewarganegaraan, tetap saja
hati-hati mereka berada didalam genggaman Allah yang maha menggerakkan
kehidupan.
Selama tinggal
disini, keinginan untuk menikmati kuliner nusantara bisa datang sewaktu-waktu.
Apalagi saat sedang hamil, biasanya ada yang disebut dengan mengidam. Jika
tidak dituruti maka akan membuat si jabang bayi terus-terusan kepingin, begitu
kata orang tua zaman dahulu. Pun dengan saya. Pernah suatu waktu telah memesan
sekilo keripik balado langsung dari Padang dan beberapa jajanan khas buatan ibu
tercinta di Kepulauan Riau. Saat ditanya ke kantor pos, harga yang harus
dikeluarkan untuk ongkos kirim hampir 10 kali lipat dari harga panganan itu
sendiri!
Sejak itu kami jadi belajar mengelola keinginan, dan
mencari strategi saat keinginan itu muncul. Salah satunya adalah dengan
memanfaatkan kesempatan yang ditawarkan oleh teman atau rekan yang akan datang
dari tanah air ke Jepang. Saat-saat seperti itu, saya sering terharu dengan
kasih sayang sahabat di tanah air yang sudah seperti keluarga sendiri. Mereka
dengan segera membelikan apa yang kami pesan, membungkusnya dengan rapi, dan
mengantarnya ke tempat yang akan dititipi. Kadang diantaranya melebihkan dari
barang yang dipesan sebagai hadiah, atau bahkan tidak mau dibayar sama sekali
pada akhirnya!
Saya ingat sepatah kata dari sahabat saya saat menolak
untuk dibayar barang-barang pesanan saya yang sudah dititipkan. “Apalah artinya rupiah dibanding ukhuwah”,
kata beliau. Memang secara hitungan rupiah memang tak seberapa, tapi nilai yang
terkandung dibalik perbuatan beliau adalah hal-hal yang tidak terukur dan
tertukar bahkan dengan dunia dan seluruh isinya.
Beberapa diantara sahabat lainnya mengontak kemudian.
Diantaranya ada yang bilang tidak sempat menitipkan hadiah jilbab untuk
anak-anak. Ada juga yang berjanji akan memberikan titipannya pada teman saya
yang akan datang ke Jepang akhir tahun. Ada juga bahkan yang ternyata tanpa
sepengetahuan saya, hadiahnya telah tiba di Jepang dan teman yang dititipi
meminta alamat saya untuk mengirimkannya. MaasyaAllah,
saya seperti merasa menjadi orang paling beruntung didunia memiliki
sahabat-sahabat baik hati yang mengasihi setulus mereka.

Comments
Post a Comment