Do'a dalam Nama(ku)


RAN,
Lahir di Jepang membuat Ibun harus menyesuaikan namamu dengan bahasa nasional yang digunakan disini. Ingin memberimu nama dalam Bahasa Arab seperti kakak-kakakmu dulu, Ruqoyya misalnya sebagaimana putri Rasulullaah SAW. Tapi Ibun khawatir dengan administrasi dan pengucapan namamu yang akan sulit disebut dan ditulis dalam bahasa Jepang. Seperti Mbak Rum yang nama tengahnya ditulis ‘Risukuna’ dan Mas Rasikh yang ditulis ‘Rasie’. Cukup suku kata terakhirmu saja yang tidak sesuai pengucapan dengan ‘Rakkuman’.
Ran () berarti bunga anggrek. Bunga kedua negeri ini setelah sakura yang membuat Ibun jatuh cinta. Dari banyak negara yang menjadikan anggrek sebagai Bunga Nasional, seperlima dari puluhan ribu spesiesnya tumbuh di Indonesia. Ibun ingin kau ingat meski kau lahir di negeri sakura, tapi di “The Land of Orchids” – tanah air tercinta – adalah negeri tempatmu kembali untuk memberikan kontribusi.
Ibun selalu menyempatkan diri menikmati keindahan bunga anggrek di toko-toko yang menjualnya dengan harga mahal. Tapi sejak kelahiranmu tepat di hari pertama musim semi dalam kalender Jepang (kata teman Ibun dari Miki Town Office), Ibun bisa menikmati keindahan itu setiap saat. Keindahan yang diciptakan oleh Sang Maha Indah, semoga menjadikanmu seorang anak dengan keindahan amalan hati, budi pekerti dan taqwa yang diridhoi. Seperti wanita-wanita mulia para penghulu bidadari surga, Khadijah ra, Maryam ra, Asiyah ra, Fathimah ra dan para shahabiyah.
Kalau ada yang menyamakan namamu dengan tokoh Ran Mouri di serial komik dan kartun Conan Detective, iyain aja Nak… memang sih Ibun salah satu penggemarnya (ketahuan deh Ibun suka baca komik dan nonton kartun). Hanya saja, satu-satunya hal yang Ibun rekomendasikan untuk kamu contoh dari karakter Ran adalah kemampuan bela dirinya yang digambarkan luarbiasa. Semoga engkau bisa belajar hal serupa nanti, agar kelak menjadi muslimah tangguh dan pemberani…
REIKO,
() Berarti berterimakasih atau bersyukur. Memilikimu membuat Ibun dan Ayah (juga kakak-kakak) belajar lebih dalam makna syukur dan terimakasih. Syukur kepada Allah Sang Pencipta, dan terimakasih kepada sesama. Begitu banyak perjalanan kehamilan sampai kelahiranmu dipenuhi cerita-cerita kebaikan dari-Nya dan orang-orang disekitar kita. Bagaimana tidak, jauh diperantauan negeri orang yang penuh aturan dan keluarga kita yang penuh keterbatasan, hanya syukur dan terimakasih yang pada akhirnya semakin memudahkan semua urusan-urusan kita. Bahwa dengan bersyukur Allah akan menambah nikmat-nikmat yang telah ada dan melipatgandakannya.
Terimakasih yaa Allah, saat pergantian Rumah Sakit rujukan (yang jaraknya 10 kali lipat lebih jauh dari RS sebelumnya) 2 minggu sebelum tanggal kelahiran berlangsung begitu mudahnya. Bahkan dengan syarat setiap kali kunjungan pemeriksaan dan persalinan harus didampingi penerjemah (maklum Bahasa Jepang Ibun masih satu dua), selalu ada yang mendampingi bahkan Profesornya Ayah langsung menawarkan diri mengantar dengan mobilnya. Walau waktu tempuh perjalanan RS dengan mobil sekitar 40 menit dan kereta + bus hampir 1 jam, orang-orang baik dengan tulus didatangkan Allah mendampingi Ibun bergantian, karena komunikasi Bahasa Jepang Ayah pun belum masuk hitungan dan harus mengurus ketiga kakak-kakakmu yang masih merepotkan.
Lalu pada hari kedua saat suster mengatakan bahwa produksi ASI Ibun masih sedikit sementara beratmu harus meningkat atau kita akan semakin lama untuk diijinkan pulang, sedih pun melanda Ibun dan Ayah panik melakukan pencarian info susu formula kemana-mana. Karena susu yang disediakan Rumah Sakit mengandung ekstrak babi dan Ibun tidak izinkan suster memberikannya padamu.
Alhamdulillaah esok siangnya Allah datangkan saleswomen yang menjelaskan sebuah produk susu dengan setumpuk majalah, selebaran dan sekotak susu gratis yang ternyata itu adalah produk halal rekomendasi masyarakat muslim Jepang. Meski akhirnya tidak dikonsumsi juga karena dihari yang sama produksi ASI Ibun meningkat, bahkan sepulang dari RS kita bawa ASI perah belasan kantong berisi ratusan ml kolostrum, untuk stok awal engkau bersekolah saat Ibun mulai kuliah di bulan April.
Terimakasih Nak, atas kelahiranmu membawa rezeki tersendiri untuk keluarga kita. Sehingganya seluruh biaya rumah sakit bisa kau bayar sendiri, begitupun aqiqah dan syukuran di kampung halaman, membayarkan nadzar sedekah Ibun, bahkan sebagian besar sisanya bisa membantu biaya masuk kuliah Ibun.
Semoga kemudahan rezeki dihari kelahiranmu ini menjadi sebuah pertanda bahwa kelak Allah memuliakanmu dengan keberkahan harta, yang dengannya engkau mampu bersedekah sebanyak yang engkau mau. Berinfak kepada kaum fakir, menyantuni anak-anak yatim, menghidupi para janda, mewakafkan tanah dan bangunan untuk masjid dan kepentingan kaum muslimin, membebaskan hutang orang-orang yang terjerat riba, menghajikan keluarga dan orang bertakwa yang membutuhkan, serta mewakafkan jiwa ragamu sendiri untuk membumikan Al-Qur’an & perjuangan Islam…
RACHMAN,
Dan akhirnya, hanya kepada Allah Sang Maha Pengasih-lah (الرَّحْمَــٰـنِ) tempat kita menyampaikan segala pujian syukur. Dia yang telah mengkaruniai Ibun dan Ayah dengan kelahiranmu, Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin….
Ran Reiko Rachman,
Selaksa do’a penuh cinta untuk kebaikanmu senantiasa terlantun dari Ibun dan Ayah, semoga Allah selalu menjagamu dalam kebaikan dunia dan akhirat. Aamiin
P.S.
©       Kisah hamil dan persalinan Ran (dan kisah menarik lainnya tentang pernak-pernik kehidupan di Jepang) bisa dinikmati di buku #MencitaSakura yang sedang dalam proses perampungan. Mohon doanya semoga bisa terbit segera, tepat saat musim semi mekarnya sakura…
©       Ini salah satu foto buket bunga anggrek yang sering didapati di toko-toko Jepang, harganya ribuan yen (ratusan ribu hingga juta rupiah). Ibun memotretnya karena terletak di pintu masuk klinik dokter gigi langganan. Cantik bukan, Ran?
©       Terimakasih untuk semua do’a kelancaran persalinan dan ucapan selamat yang tidak bisa kami balas satu-persatu, do’a yang sama dari kami untuk sahabat semua. Khususnya bagi keshalihan putra-putri kita tercinta, semoga Allah selalu menjaga mereka dalam kebaikan dizaman now yang penuh ujian.
©       Special thanks buat Mba Arum yang sudah menemani saya malam pertama dan ketiga di RS dengan sangat sabar, terlebih mba Arin yang mendampingi proses persalinan dengan tulus & profesional (cocok jadi bu bidan, mbak….)
©       Juga untuk bu Iin atas karlota kita saat silaturahim lalu, dan bu Yayu atas informasi dan rekomendasi yang sangat membantu. Pesan saya untuk semua, perbanyaklah silaturahim, karena saat itu bisa digunakan untuk karlota yang membuka pintu-pintu rezeki. Yang belum tau arti karlota, boleh bakarlota dengan orang (atau yang pernah tinggal di) Gorontalo, asal jangan sampai jadi ghibah, namimah, apalagi fitnah. Bahasa langitnya: ‘tawaa shoubil haq, tawaa shoubisshodr’ atau saling nasehat-menasehati dalam menetapi kebenaran dan kesabaran.
Cc. Bunda Aleesya dan Aimee, kakak-kakak Ran pendahulu kelahiran negeri sakura di musim dingin bersalju. Kelahiran kalian, membuat para Bunda merasa hangat….


Comments

Popular posts from this blog

Masjid Pertama Kagawa dalam Doa dan Cita

Niat Pulang Kampung - Part 1

Pendidikan Karakter Khas Jepang (Part 2)