Tasyakuran Ala Anak Rantau Kopo Aian
Jam 3 sore rombongan belanja melaksanakan tugas, sementara sebagian meracik bumbu, meliwet nasi, mengolah ayam di apato. Soal mengeksekusi ini jangan ditanya, semua bisa jadi chefnya. Jangankan ibu-ibu disini (kecuali saya mungkin, hehe), mas-mas yang belum menikah saja bisa mengolah aneka resep masakan. Jadi sebagai orang yang tau diri, saya dibelakang saja ambil bagian. Saat mengetahui bahwa lalapan sudah siap tapi belum ada yang membuat sambalnya, sayapun menyanggupi untuk membuatkan. Kebetulan masih ada stok terasi yang dibawa dari Indonesia, juga olahan ikan kering roa untuk jadi dabu-dabu sagela, dan masih banyak stok cabai merah Super Red Hot Chili dari Sariraya. Fine, eksekusi.
Untuk teman-teman yang ingin mengetahui produk Indonesia, bisa klik tautan ini.SarirayaIndonesia.com Ini adalah daftar makanan Indonesia yang kebanyakan kami nikmati khususnya di Jepang. Untuk mendapatkannya harus berbelanja di "toko orang Indonesia" yang menyambangi kami di apato dengan barang-barang se-mobil untuk memudahkan berbelanja. Kalau daging dan ayam halal bisa dicari di beberapa toko khusus sekitar, tidak demikian halnya dengan tempe, cabai merah, rawit, tepung tapioka, kecap, dan lain-lain produk khas Indonesia. Saya akan bahas keseruan belanja kami di artikel berikutnyatengah bulan depan, insyaAllah.
Baik, kembali setelah mengolah dabu-dabu sagela dan mengulek sambel terasi, kami membantu penyelesaian masakan lainnya di apato sebelah. Apato Kopo Aian ini, adalah mabes (markas besar) mahasiswa Indonesia di Miki Town. Meski disebut Mabes, kenyataannya hanya ada 8 kamar ukuran sedang yang satunya telah kosong ditinggal pulang rekan kami yang selesai studi (tapi telah dipesan akan ditinggali oleh mahasiswa lainnya yang akan datang beberapa bulan lagi). Kali ini yang digunakan adalah kamar milik Pak Ali yang "single" (karena istri dan anak-anak beliau di Indonesia). Biasanya kamar yang dipakai adalah kamar Mas Her yang single (beneran, yang lagi hunting calon istri.. Yang mau bisa daftar) dan salah satu chef andalan kami. Hanya saja saat itu Mas Her sedang ke Tokyo karena mengunjungi teman kuliahnya yang sedang pesiar ke Jepang.
Di kamar yang sempit ini, berjubelan kami menyanding makanan di depan dan mengitarinya. Setelah melaksanakan shalat Maghrib berjama'ah kami pun berkumpul, setelah beberapa rekan Indonesia lainnya (yang tinggal di apato yang berbeda) memenuhi undangan kami. Hmmm.... Nasi liwet, ayam goreng, cumi asem manis, gulai telur, tumis ebi, lalapan selada segar, sambel terasi, dabu-dabu sagela adalah menu sederhana kami yang tampak menggoda untuk dinikmati. Itadakimasu! Oishi desune...
MaasyaAllah, kegembiraan kami sederhana sekali. Silaturahim kecil dengan menu alakadarnya saja telah membuat piring-piring nambah berkali-kali. Alhamdulillah semua suka dengan dabu-dabu sagela (versi saya yang cuma mengandalkan Barito-bawang rica tomat) khas Gorontalo, juga sambel terasi yang terasa khasnya karena diberi tambahan kulit jeruk limau bawaan dari Indonesia. Dan hingga pukul
21.30 obrolan kami baru disudahi mengingat waktu istirahat anak-anak yang mulai rewel minta ditemani tidur. Semoga kebersamaan ini menguatkan semangat kami menjalani ibadah di bulan suci Ramadhan yang sebentar lagi menjelang. Kami haturkan mohon maaf lahir batin atas segala kesalahan, semoga Syarushshiyam, SyahrulQur'an tahun ini menjadi Ramadhan terbaik dikehidupan kita yang menghapus dosa-dosa tahun sebelumnya.
Aamiin yaa Rabbal 'alamiin...
Kagawa, 22 Mei 2017
*Esok siangnya, sahabat kami mas Her yang sedang berada di Tokyo, mendapat kabar bahwa adik kandungnya meninggal dunia di Indonesia. Innalillaahi wainna ilahiraji'un... Semoga almarhumah khusnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran atas musibah ini. Salah satu ujian terbesar perantau adalah mendengar kabar sanak keluarganya sakit atau berpulang, semoga beliau diberikan kesabaran dan kemudahan rizki yang luas. Kamipun melaksanakan shalat ghaib, dan hanya bisa mendoakan beliau yang melanjutkan perjalanannya pulang ke Indonesia mengantar almarhumah adiknya ke peristirahatan terakhir. Ma'assalaamah, wafii amanillaah....
Cukuplah kematian menjadi sebaik-baik pengingat.

Comments
Post a Comment