My First Princess, Raisa Rayyana Rachman

Menjadi seorang ibu adalah anugerah terindah dalam kehidupan seorang wanita. Menjadi sempurna. Anak bukan saja rezeki yang menjadi perekat hubungan suami istri dan menambah gelar baru seorang istri - menjadi seorang ibu - dalam keluarga. Lebih dari itu, bagi kaum hawa melahirkan anak pertama adalah pembuktian bahwa dirinya (dengan pasangannya) dapat menghasilkan keturunan. Subur, produktif, dan istilah semacamnya. Berbeda dengan anak kedua dan seterusnya, tujuan yang dimaksud sudah berbeda haluan. Kali ini adalah pertanyaan, bisakah saya menghasilkan (atas rezeki dan izin Allah SWT tentunya) anak dengan jenis kelamin sebaliknya? Kalau yang pertama laki-laki, berarti yang kedua perempuan. Begitupun sebaliknya. 
 
Yang cukup repot adalah kalau yang pertama perempuan, dan mengharapkan laki-laki. Dan lebih repot lagi kalau yang lahir kedua juga perempuan. Dan lebih repot lagi kalau yang lahir ketiga juga perempuan. Ah, masa sih? Teman saya sudah empat kali melahirkan anak perempuan (ditambah satu kali keguguran dan  harus dikuret). bukan tidak mungkin diluar sana juga banyak kasus serupa, atau jumlah anaknya sudah lebih banyak dari yang saya contohkan. Namun pasangan tersebut masih tetap saja mau punya anak lagi (selagi masih keburu usia), demi mendapatkan apa yang diinginkan. Rata-rata mengejar punya anak laki-laki. Meskipun beberapa pasangan juga ada yang berusaha mendapatkan anak perempuan meskipun sudah punya enam anak laki-laki. Manusia yang tak pernah puaskah penyebabnya? Well, pembahasan tentang "Bedanya Buah Hati: Antara Perempuan dan Laki-laki" akan saya bahas kali lain. InsyaAllah...

Bagaimana dengan saya? Nah, saya mungkin akan menjadi golongan pertama. Secara saat ini sudah dikaruniai dua anak perempuan yang cantik dan sholihah (Aamiin...). Setiap kali ditanya, "Kapan punya anak ketiga, Bund?" pasti diiringi embel-embel "Masih mau cari anak laki-laki, kan?" Please deh... Pertanyaan ini justru membuat saya merenungi satu hal terkait anugerah Allah yang satu ini. Ternyata punya anak saja tidak cukup, jenis kelaminnya pun turut menentukan prestige orangtua.

Lebaran bersama buah hati usia 3 pekan

Hari ke-3 pasca melahirkan Raisa
Nah, ini foto saya pasca melahirkan buah hati yang pertama. Jihad itu berlangsung di bulan Ramadhan 2012, hari ke-5. Nama yang sudah dipersiapkan adalah nama anak laki-laki, Rais. Do'anya adalah sebagai anak pertama dia bisa menjadi pemimpin khusunya bagi adik-adiknya, dan umumnya bagi kaum muslimat. Berhubung jenis kelaminnya perempuan, jadilah ditambahkan huruf 'A' dibelakangnya, menjadi Raisa. Beberapa bulan kemudian artis pendatang baru terkenal tiba-tiba, penyanyi yang namanya juga Raisa. Apalagi setelah ia membintangi iklan kopi (kalau tidak salah) dengan jargon yang terkenal "Hai..... Raisa....", maka jadilah anakku ikut-ikutan terkenal dengan ledekan itu. Hahaha...

Lanjutannya apa ya,  soalnya ayahnya Agus Bahar Rachman jadi ingin memasukkan potongan nama Rachman kedalamnya. Berarti satu atau dua kosakata nama lagi. Seru juga kalau jadi 4R. Jadilah dicarikan nama sambung yang awalannya juga R. Jadi sebenarnya tidak ada alasan kenapa suka sama huruf R (karena banyak orang yang bertanya).  Ar-Rayyan, nama pintu surga yang akan dimasuki orang-orang ahli puasa. Do'a kami, agar si Raisa kelak juga mencintai ibadah puasa, agar dapat memasuki surga dari pintu tersebut. Alasan kedua, mengenang hari lahirnya di bulan puasa, Ramadhan. Nah, berhubung namanya kurang pas untuk anak perempuan, jadilah yang kedua ini juga ditambah huruf 'A'. Hahaha....

Sebenarnya masih ada kata ketiga yakni Raihan (yang juga mau ditambah A tentunya. Tapi berhubung dihitung total hurufnya dengan 3R tersebut sudah 21 huruf, diputuskan cukup itu saja. Kasihan juga anakku harus membulat-bulatkan nama di lembar jawaban ujian sementara tenam-teman lain sudah mengerjakan tes. Dan rasanya kolom yang tersedia juga tidak cukup. Hehe, pikiran iseng ke masa depan yang tidak masuk akal, mungkin saja kan tes sekolah anak-anak kita sudah pakai laptop atau gadget dengan sistem online?

Maka jadilah untaian do'a kami untuk putri pertama "Raisa Rayyana Rachman", semoga engkau menjadi seorang putri yang cantik, sholihah, bermanfaat bagi umat, bangsa dan agama, penyejuk mata bagi kami kedua orangtuamu, dan menjadi kunci surga agar kita dapat berkumpul abadi kelak di Jannah-Nya. Aamiin yaa Rabbal 'aalamiin...

Kalau masih kepanjangan, tulis saja inisial Ertiga ya, Nak... tapi bukan merk mobil lho, sayang...


Comments

Popular posts from this blog

Masjid Pertama Kagawa dalam Doa dan Cita

Niat Pulang Kampung - Part 1

Pendidikan Karakter Khas Jepang (Part 2)