JAWABAN
Keimanan itu bukan kenaifan, ia selalu menyisakan ruang untuk bertanya kepada Sang Pencipta. Seperti Rasulullah SAW khusyu’ memohon kepada Allah untuk memenangkan pasukan Islam, menjelang meletusnya perang di padang Badar. “Atau Engkau tak lagi disembah di bumi, Yaa Allah, kecuali Engkau memang menghendaki untuk tak lagi disembah di bumi ”, ucapnya antara takut dan penuh harap. Atau laiknya Nabi Ibrahim as , walaupun keyakinan beliau di puji hanifan musliman oleh Allah dalam Kitab-Nya , beliau juga pernah meminta Allah menunjukkan bukti kekuasan-Nya untuk menghidupkan burung yang sudah mati. “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap)”, ujar kekasih Allah itu dalam kitab suci. Kedua sosok mulia tersebut - yang namanya disandingkan dalam shalawat dan di agungkan dalam Al-Qur’an – tentu tidaklah bermaksud meragukan atau menguji Dzat yang Maha Hakiki. Namun keduanya mengajarkan tentang keimanan yang sempurna, agar senantiasa menyisakan ruang untuk bertanya kepada Sang ...